S: Klien mengatakan tidak bisa tidur Gangguan O : Keadaan umum tampak lemah pola tidur A : Masalah belum taratasi berhubungan P : Lanjutkan intervensi dengan nyeri. Jumat, 27 Nyeri S : Klien mengatakan masih merasakan nyeri bagian
Gangguanpola napas Hopoksemia hiperkapnea 4. Gangguan perfusi jaringan. KETIDAKEFEKTIFAN POLA PERNAPASAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN DEPRESI PUSAT PERNAPASAN, KELEMAHAN OTOT-OTOT PERNAPASAN, EKSPANSI PARU YANG TIDAK MAKSIMAL KARENA TRAUMA DAN PERBUAHAN PERBANDINGAN O2 DENGAN CO2, KEGAGALAN VENTILATOR. Tujuan : dalam waktu 3 x 24 jam setelah
Gangguanpada jaringan tubuh, misalnya karena edema, akibat terjadinya penekanan pada reseptor nyeri. Toleransi terhadap nyeri berhubungan erat dengan intensitasnya yang membuat seseorang sanggup menahan nyeri sebelum meminta bantuan dari orang lain. Pola tidur membaik; Intervensi Keperawatan. 1. Manajemen Nyeri (I. 08238)
orangpaisen Post Operasi Seksio Sesaria dengan nyeri akut. Hasil: setelah dilakukan asuhan keperawtan dengan memberikan intervensi keperawatan kontrol nyeri dengan non farmakologi dan farmakologi, masalah keperawatan nyeri akut pada kasus 1 teratasi sebagian pada hari ke 3, hal ini
Observasi: -Untuk mendata. Maka diharaokan -Identifikasi pola aktivitas masalah yang dialami. gangguan gangguan dan tidur. pasien. pola tidur membaik -Untuk. -Identifikasi faktor mengumpulkan data. Dengan kriteria hasil : pengganggu tidur { fisik yang mendukung. -Keluhan sulit tidur dan/atau psikologis) dalam pemenuhan. menurun kebutuhan pasien.
Diagnosakeperawatan dan intervensi pada pasien demam typhoid menurut ( Doenges,2000 ), antara lain: 1. Hipertermi berhubungan dengan meningkatnya metabolisme suhu tubuh. Tujuan : Suhu tubuh kemabali normal ( 36 - 37⁰ C ) setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam. Kriteria Hasil : a. Suhu klien kembali normal ( 36 - 37 ⁰ C ) b.
berhubungandengan kurangnya asupan makanan yang adekuat. d. Intoleansi aktifitas berhubungan dengan kelemahan fisik pasca operasi e. Kecemasan pemenuhan informasi berhubungan dengan kesiapan meningkatkan pengetahuan penatalaksanaan pengobatan. 5. Intervensi a. Diagnosa I : Nyeri akut berhubungan dengan insisi pembedahan
KDENGAN GANGGUAN SISTEM KARDIOVASKULAR ( HIPERTENSI ) DI BANGSAL bisa tidur dari pukul 23.00 sampai 04.00 selama di rumah sakit dan tidur siang 1-2 jam. f. Pola Persepsi-kognitif 1) Pendengaran: pendengaran pasien normal, tidak mengalami gangguan setelah (nyeri akut) berhubungan dengan peningkatan tekanan vascular serebral 2
bawahketika kecapekan dan setelah bangun tidur punggungnya terasa nyeri . Data objektif: klien tampak menahan nyeri, memijat bagian punggung bawah, saat berjalan klien tampak berhati-hati, dan ketika melakukan sesuatu klien juga tampak berhati-hati. d. Diagnosa Keperawatan Nyeri akut berhubungan dengan faktor kecapekan. e. Intervensi
Diagnosisini diberi kode D.0109, masuk dalam kategori perilaku, dan merupakan satu-satunya diagnosis pada subkategori kebersihan diri dalam Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI). Dalam artikel ini, kita akan belajar diagnosis keperawatan defisit perawatan diri secara komprehensif, namun dengan Bahasa sederhana agar lebih mudah dimengerti.
bC5fNb2.